Sunday, December 14, 2014

PERBEDAAN KISAH SENGSARA, WAFAT DAN KEBANGKITAN DALAM INJIL SYNOPTIK.



a.      Yesus Ditangkap (Mat 26:47-56, Mrk 14:43-52, Luk 22:47-53)
Peristiwa penangkapan Yesus dalam Injil Matius, Markus dan Lukas, kiranya dapat dibagi dalam tiga bagian besar, yaitu : 
1)      Perencanaan dan eksekusi rencana penangkapan
Matius dan Markus rupanya sepakat untuk memulai kisah penangkapan Yesus dengan menggambarkan rencana Yudas untuk menyerahkan Yesus kepada para imam kepala dan tua-tua Yahudi.[1] Rencana yang dimaksud berisikan tentang dibawanya beberapa senjata (pedang dan pentung) oleh serombongan besar orang-orang suruhan para imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi (Bdk. Mat 26:47, Mrk 14:43)juga tindakan menandai Yesus sebagai orang yang harus mereka tangkap. Tanda yang Yudas gunakan adalah tanda yang digunakan oleh seorang murid untuk menyalami gurunya, yaitu : memeluk, mencium dan memberi salam “Rabi”.[2] Berbeda dengan Matius dan Markus, Lukas tidak menggambarkan senjata yang dibawa untuk menangkap Yesus. Ia justru hanya menyebut tanda yang Yudas gunakan untuk menandai Yesus sebagai orang yang hendak ditangkap (Luk 22:48). Hal yang menjadi pertanyaan disini, adalah alasan Yudas dalam menentukan sebuah tindakan untuk menandai Yesus sebagai orang yang harus ditangkap. Bila ditilik ke belakang, dapatlah dimengerti bahwa alasan Yudas melakukan hal itu adalah untuk menghindari terjadinya kekacauan mengingat saat itu Yerusalem sedang dipadati oleh para peziarah yang datang ke Yerusalem guna merayakan paskah yang jatuh pada hari itu (Bdk. Mat 26:17, Mrk 14:12, Luk 22:7) mengingat Yesus oleh banyak orang dipandang sebagai Rabi yang amat disegani karena kewibawaannya (Bdk. Mat 21:8-11).
Usai merencanakan itu semua, Yudas berangkat bersama dengan rombongan besar orang-orang suruhan para imam kepala dan ahli taurat untuk menangkap Yesus di taman Getsemani. Mereka tiba saat Yesus sementara Yesus membangunkan para murid yang sementara tidur mengingat “Dia yang menyerahkan Yesus sudah dekat.”
Dalam proses penangkapan, dikisahkan dalam Matius, Markus dan Lukas hal yang sama, yaitu bahwa Yudas menandai Yesus dengan memeluk, mencium dan memberi salam. Namun sebuah hal menarik dari peristiwa itu, adalah respon yang diberikan Yesus atas tindakan Yudas. Respon tersebut hanya ditampilkan oleh Matius dan Lukas. Respon yang dimaksud yaitu jawaban dari Yesus kepada Yudas saat membalas salam Yudas. Jawaban tersebut dikisahkan secara berbeda oleh Matius dan Lukas. Perbedaan tersebut dapat dilihat dalam : “Hai teman, untuk itukah engkau datang ?” (Mat 26:50) dan “Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman ?” (Luk 22:48). 

2)      Terpotongnya  telinga hamba imam besar dan tanggapan Yesus atas peristiwa itu.
Saat proses eksekusi rencana penangkapan dilakukan; tepatnya ketika Yesus hendak dibawa pergi oleh Yudas dan para suruhan imam besar, Matius, Markus dan Lukas menggambarkan adanya sebuah perlawanan yang dilakukan oleh seorang dari kelompok mereka yang menyertai Yesus. Wujud nyata perlawanan itu adalah terpotongnya telinga hamba imam besar hingga putus. Perihal perlawanan tersebut, Matius dan Markus tidak menampilkan komunikasi yang berisikan kehendak untuk melawan dari mereka yang menyertai Yesus. Hal tersebut oleh Matius dan Markus digambarkan sebagai sebuah tindakan spontan. Sedangkan Lukas berbeda. Ia menunjukkan bahwa tindakan melawan penangkapan atas Yesus terjadi lewat sebuah komunikasi yang ditujukan kepada Yesus dan bukan sebuah hal spontan. “Tuhan, mestikah kami menyerang mereka dengan pedang ?” (Luk 22:49) menunjukkan bahwa perlawanan bukanlah sebuah tindakan spontan dari seorang murid saja, tetapi merupakan perwujudan aspirasi untuk melawan dari para murid. (Bdk. Luk 22:49-50). Tindakan itu ditanggapi Yesus dengan menyuruh muridnya untuk segera menyarungkan pedangnya dan Yesus langsung menyembuhkan telinga hamba imam besar yang terpotong itu. Yesus memahami perasaan para murid yang terluka karena penangkapan Yesus dan Ia juga bisa saja mengelak dari semua itu dengan kuasa yang Ia miliki. (Bdk. Mat 26:54) Namun, bagaimanapun itulah jalan yang harus Ia tempuh untuk pemenuhan atas kehendak Bapa sebagaimana yang tertulis dalam Kitab Suci. (Bdk. Mat 26:54). Selain itu, bukan hanya kepada para murid Yesus berbicara, tapi juga kepada mereka yang datang menangkapnya. Ia menegaskan bahwa pedang dan pentung tak dibutuhkan untuk menangkapNya karena Ia bukan penyamun yang akan mengelak dengan kekerasan juga semua itu adalah penggenapan Yesus atas Sabda Allah. Perbedaan lain dari kisah ini juga terdapat di bagian akhir dari kisah penangkapan dimana setiap penginjil memberi sebuah sentuhan akhir yang berbeda. Matius mengakhiri kisah penangkapan dengan memberi keterangan dimana para murid lari meninggalkan Yesus (Mat 26:56). Markus menampilkan hal serupa dengan Matius, tapi ia juga menambahkan keterangan seorang murid yang lari telanjang karena saat itu ia hanya mengenakan kain lenan dan kain itu ia lepaskan saat ia hendak ditangkap (Mrk 14:51). Sedangkan Lukas tidak menampilkan peristiwa larinya para murid, melainkan sebuah penafsiran bahwa penangkapan Yesus terjadi karena kuasa setan (Luk 22:53).

b.      Yesus Wafat (Mat 27:45-61, Mrk 15:33-41, Luk 23:44-49)
Perihal gambaran situasi alam saat menjelang wafat Yesus hingga wafatnya, Matius, Markus dan Lukas menggambarkannya dengan deskripsi yang sama, yaitu : adanya kegelapan yang meliputi seluruh daerah itu dari jam dua belas hingga jam tiga. Namun perbedaan mulai nampak pada bagian detik-detik akhir wafat Yesus. Dalam bagian ini, Matius dan Markus dengan cara yang sama, yaitu menampilkan Yesus sebagai hamba Yahwe yang menderita (Mzm 22:2).[3] Saat itu Yesus merasa sungguh ditinggalkan oleh BapaNya. Namun hal itu ditanggapi oleh mereka yang berada disitu bahwa Yesus sedang memanggil Elia. Mereka pun mencelupkan bunga karang dalam anggur asam dan memberikannya kepada Yesus untuk diminum. Tak lama sesudah itu, Yesus pun berseru kepada Bapa dan wafat. Hal tersebut digambarkan secara berbeda oleh Lukas. Penggambaran saat-saat akhir hidup Yesus oleh Lukas dengan hanya menampilkan bagian yang tidak diterangkan dalam injil Matius dan Markus. Bagian yang dimaksud, adalah seruan akhir dari Yesus sebelum Ia wafat. Lukas memberi keterangan lengkap bahwa isi seruan tersebut, adalah “Ya Bapa, ke dala tangan-Mu Kuserahkan nyawaKu” (Luk 23:46). Perbedaan lain juga mengenai waktu terbelahnya tabir bait suci menjadi dua. Mengenai hal itu, Matius dan Markus sepakat bahwa tabir bait suci terbelah usai Yesus menghembuskan nafas terakhirnya (Bdk. Mat 27:51 & Mrk15:38). Sedangkan Lukas menggambarkan bahwa peristiwa terbelahnya tabir bait suci terjadi sebelum Yesus menghembuskan nafas terakhirnya, yaitu sebelum Yesus menyerahkan nyawaNya ke dalam tangan Bapa (Luk 24:45).
Beberapa keterangan tambahan (Mat 27:51-56). Dalam bagian ini Matius melukiskan beberapa peristiwa alam yang terjadi saat Yesus wafat serta beberapa interpretasi atas semua itu dengan merujuk pada tanda-tanda kedatangan Kerajaan Allah.[4] Di akhir kisah ini para penginjil sepakat bahwa wafat Yesus membawa pertobatan bagi orang bukan Yahudi. Namun perbedaannya adalah bahwa Matius menerangkanyang menyaksikan wafat Yesus dari jauh adalah ibu Yesus juga para wanita lain (Mat 27:54-56). Ia tidak menerangkan siapakah para wanita lain itu. Sedangkan Markus dan Lukas menerangkan bahwa para wanita lain itu, adalah mereka yang mengikuti dan melayani Yesus saat Ia masih di Galilea (Lih. Mrk 15:41 & Luk 23:49)

c.       Yesus Bangkit (Mat 28:1-10, Mrk 16:1-8, Luk 24:1-12)
Kebangkitan Yesus terjadi pada hari minggu pagi dan hal itu disepakati oleh Matius, Markus dan Lukas. Namun perihal kisah kebangkitan, Matius memulainya dengan mengisahkan peristiwa bangkitnya Yesus sebelum Maria Magdalenda dan Maria yang lain datang. Saat itu terjadi gempa bumi hebat karena seorang Malaikat Tuhan turun dari Surga dan menggulingkan batu penutup makam (Mat 28:1-4). Markus memulainya dengan menjelaskan perjalanan Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus (yang disebut Matius sebagai Maria yang lainnya) dan Salome ke makam Yesus untuk meminyaki jenazah Yesus sesuai tradisi Yahudi (Mrk 16:1-2). Sedangkan Lukas hanya menjelaskan tujuan perjalanan para wanita itu (yang disebutnya secara umum dengan kata : Mereka) ke makam.
Matius menggambarkan bahwa kebangkitan Yesus mereka ketahui lewat perkataan yang disampaikan oleh malaikat yang menampakkan diri kepada mereka di makam. Hal itu menyebabkan peristiwa kebangkitan pertama kali diketahui oleh Maria Magdalena dan Maria yang lain dari kalangan para murid Yesus saat mereka tiba di makam Yesus dan menemukan bahwa batu penutup kubur telah terguling. Di atas batu itu, digambarkan duduk seorang malaikat Tuhan. Malaikat itulah yang menjelaskan kepada mereka bahwa Yesus telah bangkit, bahkan ia juga mengajak mereka untuk melihat makam Yesus yang telah kosong. Pertemuan itu berakhir dengan pesan malaikat kepada mereka untuk mengatkn kepada para murid lain perihal kebangkitan Yesus dan pesan Yesus yang menyuruh para murid berangkat ke Galilea karena Ia telah mendahului dan menunggu mereka disana. Namun Markus menampilkan hal berbeda. Ia menjelaskan bahwa penampakan malaikat kepada para wanita itu terjadi dalam makam juga pesan yang tak hanya ditujukan kepada para murid secara umum tetapi malaikat menyebut kepada Petrus secara khusus kabar kebangkitan dan pesan untuk berangkat ke Galilea harus disampaikan (Mrk 16:4-8). Lukas juga menampilkan hal serupa seperti Markus, sekaligus menambahkan bahwa respon para wanita adalah ketidak percayaan; bahwa kebangkitan adalah sebuah hal yang omong kosong (Luk 24:11). Ia juga menambahkan bahwa pesan tersebut setelah didengar oleh para murid dan Petrus, lantas langsung membuat petrus bergegas lari ke kubur. Namun disana ia tak menemukan apa pun selain kain kapan dalam makam yang kosong (Luk 24:56b-12)


[1] Dianne Bergant, CSA & Robert J. Karris, OFM. 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Jogjakarta : Kanisius, Hlm. 74
[2] Ibid,.
[3] Ibid, Hlm. 76
[4] Ibid,.

No comments:

Post a Comment