Saturday, June 22, 2019

Terimalah, Makanlah, Minumlah dan Nikmatilah Sukacita Abadi Lewatnya

Tindakan makan dan minum sebagaimana dijelaskan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia senantiasa mengandaikan adanya dua hal ini: mencecap dan menelannya. Lebih lanjut, tindakan mencecap menggambarkan lewatnya tindakan “menikmati” baik apa yang dimakan juga diminum. Hal ini berarti bahwa tindakan makan dan minum menjadi sungguh-sungguh bermakna jika dinikmati. Konsekuensinya adalah tindakan makan dan minum senantiasa lahir dari keputusan pribadi atasnya. Tidak mungkin seseorang memakan dan meminum sesuatu tanpa keinginan. Keinginan lantas menjadi syarat nikmatnya apa yang dimakan dan diminum. Keinginan dalam hal ini dimaknai sebagai wujud nyata dari pengharapan. Seorang memilih untuk makan dan minum karena berharap dapat beroleh kenikmatan lewat apa yang dimakan dan diminum.
Hari ini kita merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Ini adalah hari dimana Gereja secara khusus dan dalam suasana penuh keagungan mengenangkan kembali Peristiwa Ekaristi yang dilakukan oleh Yesus pada perjamuan malam terakhir dan diwariskan secara turun-temurun kepada kita semua. Ini adalah Hari Raya yang diperuntukkan khusus untuk merayakan keagungan warisan kenangan akan Yesus ini. Warisan agung ini diberikan agar setiap orang dapat mencecap dan merasakan sungguh nikmatnya Cinta Allah. Atas cara itu, orang lebih terdorong untuk mengusahakan hidup yang berkenan di Hati Allah, sehingga pada akhirnya nanti boleh bersatu bersama Allah Tritunggal dalam Kebahagiaan Perjamuan Abadi di Surga.
Penggambaran semua hal di atas dimaksudkan agar dapat dilihatlah dengan jelas keagungan Misteri Ekaristi, tetapi lebih dari itu, agar kita semua dapatlah menyadari dengan sungguh bahwa Ketaatan pada Kehendak Allah senantiasa merupakan jalan menuju keselamatan dan sukacita abadi. Maka dari itu, meski Ekaristi dirayakan tidak dengan gaungan musik band yang meriah, melainkan dalam lantunan ordinarium dan proprium yang tenang dan agung juga tata perayaan yang tetap, Ekaristi sama sekali tidak kehilangan maknanya. Dalamnya Yesus sendirilah yang hadir dan bersama dengan kita merayakan Perjamuan Ekaristi. Perjamuan yang dalamnya transubstansiasi Roti dan Anggur menjadi Tubuh dan DarahNya Kristus menjadi bukti nyata bahwa Kristuslah sendirilah yang menyerahkan dan membagikan kepada kita TubuhNya sebagai makanan dan DarahNya sebagai minuman untuk kita nikmati sekaligus beroleh hidup karenanya.
Oleh karena itu, Perayaan Ekaristi haruslah diikuti dalam kesungguhan niat untuk mengalami perjumpaan dengan Kristus juga kemauan untuk menerima KurbanNya sendiri sebagai santapan sekaligus bekal dalam mengusahakan hidup yang terarah pada sukacita kekal. Jika ini disadari sungguh, maka Ekaristi tak lagi dianggap sebagai perayaan yang membosankan melainkan sebagai Perayaan yang penuh dengan sukacita yang menghidupkan.
Akhirnya atas semua hal di atas, berbanggalah menjadi Seorang Katolik 😇

No comments:

Post a Comment